Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Ada Sekitar 40 Negara yang Membantu Mengirim Oksigen ke India

New Delhi    - Otoritas India memprioritaskan impor pasokan oksigen saat lonjakan kasus infection Corona (COVID-19) terus terjadi. Menteri Luar Negeri India, Harsh Vardhan Shringla, mengungkapkan bahwa 40 negara telah berjanji akan mendukung dan membantu India, termasuk mengirimkan pasokan oksigen yang dibutuhkan. "Kita berbicara soal nyaris 550 pabrik penghasil oksigen yang akan datang dari berbagai sumber dari seluruh dunia," tutur Shringla dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Kamis (29/4/2021). Hal tersebut disampaikan Shringla beberapa jam setelah dua pesawat transpor militer Rusia menerbangkan 20 pabrik produksi oksigen, ventilator dan 200 ribu paket medis, sedangkan tiga penerbangan khusus dari Amerika Serikat (AS) membawa bahan mentah untuk vaksin Corona, perlengkapan produksi oksigen dan konsentrator oksigen. Disebutkan bahwa Kementerian Luar Negeri India bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan badan-badan lainnya untuk mempercepat izin dan memastikan

Kedubes Prancis di Pakistan Minta Bagi Warganya Segera Tinggalkan Pakistan

Paris -  Warga negara serta perusahaan Prancis dianjurkan untuk segera meninggalkan Pakistan. Permintaan itu disampaikan Kedutaan Besar Prancis di Islamabad pada Kamis (15/4/2021). Anjuran dikeluarkan lantaran sentimen anti-Prancis semakin meluas di Pakistan. "Karena ancaman serius terhadap kepentingan di Pakistan, WN Prancis dan perusahaan Prancis dianjurkan untuk meninggalkan negara ini untuk sementara waktu," kata keterangan Kedubes Prancis seperti dikutip dari AFP. "Keberangkatan bisa menggunakan pesawat komersial yang ada," sambung mereka. Mengutip situs Pemerintah Prancis, pada 2020 ada 445 warga dan 30 lebih perusahaannya di Pakistan. Sentimen anti-Prancis di Pakistan telah berlangsung selama berbulan-bulan. Pemicunya adalah pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang mendukung penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh media satir, Charlie Hebdo beberapa waktu lalu. Kondisi di Pakistan semakin memanas usai Pemerintah melarang pemimpin parpol garis keras menggelar